Langsung ke konten utama

Unggulan

CONTOH PUISI ANAK SD

Assalamualaikum pecinta puisi. Berikut ini adalah puisi anak karya anak SD Negeri Karanggeneng 01 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Semoga bermanfaat dan jangan lupa bahagia MERDEKA ATAU MATI (Bung Tomo) Oleh: Chika Frieda Nafeeza Kini, ku berjanji Akan meneruskan Perjuanganmu, Pahlawanku Berfikir demi kemajuan bangsa Melangkah demi terwujudnya Pancasila Dalam kehidupan berbangsa dan benegara CITA-CITAKU Oleh: Ana Fitrianingsih Aku ingin mengejar cita-citaku Tetapi banyak rintangan yang sulit Aku  berharap aku bisa menggapau cita-citaku Menunggu dewasa sejak lama Aku ingin menjadi Polwan agar lalu lintas terjaga Aku berharap semua orang menaati lalu lintas Aku ingin berguna untuk siapapun mereka Harus semangat untuk menggapai cita-citaku Agar berguna bagi Indonesia PANTANG MENYERAH Oleh: Lyla Salsabila Kehidupan itu tidak mudah Kehidupan butuh perjuangan Ayo kita bersungguh-sungguh Dalam melakukan sesuatu Kita harus belajar dengan giat Kita harus pantang menyerah Kita harus membantu

Resahku

Keresahan yang pernah kita rasakan itu adalah bagian dari kehidupan yang indah apabila selalu kita nikmati dan bersyukur, dan cerpen ini adalah salah satu hasil tulisan yang dibikin salah satu personil Apel G yang mungkin bagi temen-temen juga pernah merasakan keadaan seperti di cerita ini.


” RESAHKU ”
Dikala itu senja mewarnai langit, ditengah hembusan angin yang begitu tenang menghangatkan jiwa yang merasakannya, seorang pria tinggi putih dengan bibir tipis menatap seorang wanita dengan mata terindah yang tepat berada didepannya.
“FIO… “
“Ya….”
“Tutup matamu..”
”Kenapa?”
Dengan senyuman yang manis pria itu menyuruhnya kembali untuk menutup matanya.
”Hanya sebentar, Tutuplah matamu..”
Tanpa berkomentar apa-apa lagi Fio pun menutup matanya. Dan pria itu sejenak terus memandangi wajah wanita yang sangat ia cintai yang sudah ia pacari selama setahun belakangan ini.
”Buka matamu, sekarang bukalah matamu..”
Fio pun pelan-pelan mulai membuka matanya, dengan nada tersentak ia menyebut nama pria yang tepat berada didepannya.
”Langit, apa maksudnya ini?”
Tepat dihadapannya, sebuah kotak putih berisikan sepasang cincin berwarna perak dengan permata putih ditengahnya.
”Perlukah aku menjelaskannya lagi.”
”Tapi.. tapi aku benar-benar enggak mengerti apa maksudnya ini?”
“Aku mau kita lebih serius menjalani hubungan ini, maukah kamu menjadi tokoh utama dalam hidupku?”
Binar-binar air mata mulai membasahi bola mata yang indah itu, diam dan terus menatap pria yang ada dihadapannya.
“Aku tidak menolak dan tidak juga menerimanya, kamu tau masih ada tanggung jawab yang harus aku selesaikan. Disini aku masih terikat kontrak dengan pekerjaanku dan aku juga harus menyelesaikan kuliahku sampai selesai, bisakah kamu sedikit lebih bersabar untuk menungguku?”
Tiba-tiba pelukan hangat tersandar ditubuhnya.
“Iya.. aku akan bersabar menunggumu, tapi setidaknya terimalah cincin ini sebagai tanda bahwa kamu setuju menjadi tokoh utama dalam hidupku nanti.”
Kemudian, terdengar suara dengan nada yang sedikit lega didalam pelukan seorang pria yang sangat ia cintai.
“Terimakasih...”
“Terimakasih sudah mau menungguku.”
Pria itupun melepaskan pelukannya dan kembali menatap wajah Fio sambil tersenyum kecil padanya.
“Iya..”
Terdiam sejenak, cincin itu sudah melingkar indah dijari manis Fio.
Sungguh indah senja ini, dimana suasana hati dan fikiran bekerjasama dengan baik. Ingin rasanya waktu ini menjadi waktu yang tepat dimana aku bisa menjadi tokoh utama dalam hidupnya, tapi itu hanya sebuah keinginan semata karena waktu ini bukan waktu yang tepat.
Setahun kemudian setelah senja itu, Fio menjalani hubungan cintanya bersama Langit dengan long distance atau cinta jarak jauh. Yah, karena ada suatu pekerjaan yang mengharuskan Fio untuk pindah kekota lain. Tapi setelah berjalan dua tahun belakangan, hubungan yang sudah terjalin mulai ada kerenggangan. Langit mulai sering posesif dan over protective, tidak seperti dulu yang sabar dan selalu percaya menjalani hubungan ini.
Fio mulai bertanya-tanya pada dirinya sendiri, ada apa ini? Kenapa dia jadi seperti ini? Aku tidak pernah melakukan apa-apa hal-hal yang membuatnya tidak senang dan aku tidak melakukan kesalahan ataupun tidak setia. Perbincangan itupun dimulai lewat telepon.
”Kamu kenapa?”
”Apa aku menyakitimu?”
”Kamu telepon aku selalu jawab, kamu sms aku balas, kemanapun aku pergi aku selalu kabari kamu, apa yang membuatmu jadi seperti ini?” ini sungguh-sungguh buat aku tidak mengerti.”
”Kamu yang membuatku seperti ini, kamu tidak serius menjalani hubungan ini, terlalu santai dan tidak mengkhawatirkan aku.”
”Salah, kamu beranggapan seperti itu. Aku sama sekali tidak santai menjalani ini. apa yang sudah menjadi komitmenku selalu kujalani dengan serius.
”Tapi itu tidak terlihat olehku.”
”Aku benar-benar bingung dengan jalan fikiranmu, aku tidak melakukan kesalahan apapun tapi jalan fikiran dan kata-katamu memojokanku seakan-akan aku melakukan kesalahan.
Jeglek! Tuuuuuutt..... telepon pun terputus dengan tiba-tiba dan beberapa saat kemudian ada pesan singkat masuk dan itu dari Langit.
”Aku cape... Maaf”
Hening ditengah ramainya suara kendaraan yang melintas didepan rumah kosan yang menjadi tempat tinggal Fio. Setelah membaca pesan singkat itu, begitu banyak yang tak dapat dimengerti, bagaimana aku harus belajar memahami situasi seperti ini? Berbagai macam pertanyaan itupun terus berdatangan mengisi hati hingga membuatnya begitu resah memikirkan jawabannya.
Tiga hari telah berlalu, setelah sms itu tidak ada lagi kabar dari Langit. Ditelepon enggak aktif, disms pending. Dia benar-benar menghilang dan tidak ada kabar sama sekali. Fiopun mencoba menghubungi mamanya Langit yang kebetulan juga sudah mengetahui dan merestui hubungan mereka.
Assalamualaikum..”
Waalaikumsalam, eh nak Fio apa kabar?”
Alhamdulillah baik tante, Tante sendiri apa kabar?”
Alhamdulillah tante baik-baik saja, ada apa nak Fio tumben telepon tante?”
“emmm.. iya, ini Langitnya ada tan?”
”Langit? Udah beberapa bulan ini dia jarang pulang kerumah, katanya lagi banyak kerjaan dikantor jadi lebih sering dikosan, paling hanya sabtu-minggu kesini dan itu juga sebentar. Ada apa ya nak Fio?
”Eh.. enggak apa-apa tan, ya sudah kalau gitu makasih ya tante maaf ganggu.”
”hehehe.. enggak apa-apa nak Fio, kamu baik-baik ya disana.”
”iya.. makasih ya tante, Assalamualaikum.”
”iya.. sama-sama, Waalaikumsallam.”
Sambil mengotak atik contact number yang ada dihandphone, Fio pun mencoba untuk menelpon teman terdekatnya Langit.
”Hallo.. wendi?”
”ya, ada apa Fio?”
”Kamu tau Langit dimana?”
”Langit? Kamu masih sama Langit? Loh.. Bukannya kalian udah lama udahan yah?”
Ruangan ini yang begitu luas tapi tiba-tiba saja begitu terasa sesak hingga tak sanggup lagi untuk bernafas.
”Maksudnya?”
”Iya, Langit sekarang lagi jalan sama Mita. Dia bilang waktu itu katanya kalian udahan.”
”gubraakk.... Handphone ditangan sudah jatuh berantakan dilantai dan telponpun terputus. Air mata sudah tak tertahankan lagi, jadi pesan singkat itu adalah pesan terakhir darinya yang artinya hubungan ini tidak ada kelanjutannya lagi.
”Kenapa harus begini? Sungguh keterlaluan, Jadi slama ini kau memojokanku dengan sikapmu hanya untuk menutupi kesalahan yang kau perbuat. Kenapa aku harus mengetahui ini dari orang lain? kenapa kau tak jujur saja padaku, kenapa.. kenapa.. kenapa..?”
Fio terus saja menangis memegang dadanya untuk menahan rasa sakit yang sudah terlalu sesak memenuhi seluruh ruang dihatinya. Terlalu banyak pertanyaan yang timbul dibenaknya yang ia tak mengerti, kesalahan apa yang ia perbuat hingga membuatnya begitu terluka seperti ini.
Dibawah senja yang kelam dan kelabu Fio masih terus saja bertanya pada dirinya sendiri, kesalahan apa yang ia perbuat hingga membuatnya begitu terluka. Mungkinkah selama ini dia tidak mengerti dan sadari bahwa ternyata cinta ini tlah mati.
”Wahai senja, Inikah jawaban keresahanku selama ini. Tanpa kusadari ternyata cinta ini t’lah mati. Dan hingga pada saat dia tinggalkankan, hatikupun hanya bisa menangis. Karena kutau saat ini dan sekarang aku bukan tokoh utama lagi dalam hidupnya. 

Komentar

Postingan Populer