Tuk..tuk..tuk..tuk begitu suara metronom terdengar keras di studio tepatnya dilantai dua rumah Mumu. Yah, Mumu adalah seorang anak yang sangat, eh bukan tapi sangat..sangat.. sangattt.. mencintai musik. Dia bisa berhari-hari didalam studio sampai hampir 24 jam. Yah bisa malam jadi siang, siang jadi malam atau pagi ketemu pagi lagi hmmm..kebayang bukan apa jadinya kehidupan seperti itu? Tapi dia menjalaninya dengan sangat happy.
“Muuuuuuuuui....”
“Apaan si Vei?”
”Makan dulu yuk, sumpah gw laper ntar aja kita lanjutin lagi yah ya yaa.. (sambil masang wajah melas)”
Yee.. lu mah perasaan dah makan deh, masa iya lu laper lagi?”
”Busettttt... dah’ itu tadi siang kali, lu liat aja sekarang dah jam berape nih.. nih.. liat nih
sambil ngeliatin jam tangan milik Vei)
Tanpa disadari ternyata sudah tepat pukul 11:45 dan seharian ini mereka berada didalam studio. Mumu dan Vei sedang sibuk-sibuknya ngejar deadline rekaman untuk proyek duet mereka yang akan segera diluncurin bulan Maret ini.
”Astagaaa.. dah jam segini hahahaha.. iya iya sorry Vei sorry, ok gw save dulu yaa.. sabar ya cantiik.” Begitu Mumu memujinya supaya temen duetnya itu gak ngambek.
Tapi mulut Vei dah sedari tadi ngedumel gak jelas akibat kelaperan.
”Iya, cepetan.. lu kalau sudah distudio lupa waktu deh.”
”Tapi inikan demi keberhasilan kita bersama Vei, bukankah ini impian kita. Jadi, yah kita harus berjuang keras.”
Sambil tersenyum, Mumu menyimpan file-file data yang sudah mereka rekam.
”Yuk kita makan. Udah.. cemberut aja sih lu ntar jelek loh.”
Begitu Mumu mengejek pasangan duetnya, Vei yang dari tadi sudah ngedumel karena kelaperan.
”Lama lu ah.”
”Sebentar kali hehehe.. yuk ah.”
Setelah mengunci studio mereka berjalan kedepan untuk mencari makan. Sambil berjalan, mereka saling bercerita tentang musik yang mereka rekam kurang lebih sebulan ini.
”Mu..”
”Ya...”
”Menurut lu lagu kita bisa sukses gak sih?”
Sambil tersenyum dan melihat wajah kegelisahan Vei, Mumupun berkata.
”Vei..Vei.. kenapa lu bertanya seperti itu ke gw?” lu gak yakin sama karya kita?”
”Bukannya gitu, yah gw cuman sekedar pengen tau aja jawaban lu seperti apa.”
”hmmmm.. Ayah, yah beliaulah yang pertama kali memperkenalkan dan membuat gw cinta dengan musik. beliau mengajarkan banyak ke gue bagaimana indahnya hidup ini dengan musik. Saat makan, tidur, jalan, bermain, iringan musik yang beliau buat itu selalu terngiang jelas ditelinga gue dan pada saat-saat terakhirnyapun beliau sempat berkata Hiduplah Dengan Nada Impianmu dan itu benar-benar selalu gue ingat dan simpan didalam hati.Setiap nada-nada kehidupan gw, do re mi fa so la si do itulah musik hidup gue. Jadi, apapun yang terjadi dengan gue, gue tetap akan mencintai musik karena musik adalah cinta terakhir gue asekk asekk...”
Gimana sudah jelas neng geulis?”
Sambil melihat wajah Vei ternyata sudah terlihat binar-binar air mata yang sedikit lagi hampir jatuh ke pipinya.
“Nah loh.. kenapa lu Vei?”
”Huwaaaaaa.. ”
Tiba-tiba saja Vei sudah memeluk Mumu.
”Gue terharu dengar cerita lu, pantesan aja selama ini hidupmu hanya distudio dan selalu semangat membuat musik-musik yang lu suka tanpa perduli apa kata orang.”
”Lebay deh lu ah..”
”Beneran ini.”
“Iya deh iya.. udah ah lepasin gue, lu jadi mau makan apa nangis nih?”
Vei mulai melepaskan dekapannya dari Mumu. Dengan memasang wajah sendunya dia berkata. ”Makan..”
”Yey lu mah nangis ya nangis, makan ya makan, jangan nangis mau makan. Aneh deh, ada gitu orang nangis masih ingat makan?”
”ADA, neh gue.”
”Itu emang lu nya aja yang S.A.R.A.P”
Akhirnya mereka berduapun saling ejek dan tertawa lepas sambil menuju tempat makan jam malam alias angkringan Nasi Kucing favorit kaula muda jaman sekarang.
Dan tiba waktunya deadline peluncuran album duet Muvi yang berjudul ”I Love You” yang kebetulan nama itu dibuat dari gabungan nama mereka berdua, Mumu dan Vei.Segala persiapan sudah siap, hanya tinggal memulai acaranya saja. Vei sudah tibadilokasi tempat peluncuran albumnya hanya tinggal Mumu yang belum terlihat disana.
Kebetulan mas Boim lewat, orang tersebut adalah manager Mivi.
”Mas.. Mumu mana ya? kok belum dateng dah jam segini? Aku telfon juga gak diangkat?” ”Mungkin lagi dijalaan menuju kemari, soalnya tadi waktu mau berangkat dia telfon mas
katanya dia mau kesuatu tempat dulu ngambil sesuatu apaaaa gitu, tau dah apaan. Udah yah kamu disini aja jangan kemana-mana mas mau kedepan dulu wartawan dah pada datang ok.”
”Oh.. Iya deh mas.”
Sambil menunggu Vei pun mendengar lagu yang akan mereka bawakan nanti, terdengar disana setiap lirik dan nadanya yang terus saja di hafalnya.
Sejam t’lah berlalu dan Mumupun belum terlihat batang hidungnya sama sekali,sedangkan acara sudah mau dimulai. Mulai lagi mulut Vie ngedumel.
”Adoohhh.. kemana lagi tuh bocah, sukanya bikin orang khawatir dah jam segini belum nongol-nongol juga.”
Tiba-tiba mas Boim mulai menghampiri
“Vie.. kamu naik sendiri geh kita meet and greet dulu.”
“Loh.. terus Mumu gimana mas?
“Tadi sudah mas telfon tapi gak diangkat-angkat juga, sudah kamu naik duluan aja yah ntar urusan Mumu biar mas yang atur. Kalau sampai perform Mumu belum datang juga kamu Minus One aja ok.”
“Tapi mas..?”
“Udah sana meet and greet dah mulai kamu harus segera kesana, gak enak sama pak Irwan. Pak Irwan adalah Direktur Utama dari label yang mereka naungi. Dengan wajah yang sedikit gelisah Veipun menuju tempat meet and greet tersebut. Dan disana sudah terlihat para awak media sudah memenuhi tempat dan segera memberikan pertanyaan.Acarapun dimulai dan tanya jawab dari awak mediapun dimulai, sangat terlihat jelas wajah Vei sangat gelisah dan banyak yang mempertanyakan dimana keberadaan Mumu yang menjadi pasangan duetnya, sembari tersenyum Veipun menjawab kalau pasangan duetnya lagi menuju kemari dan agak sedikit terlambat.
Sudah saatnya Muvi perform tapi Mumu tidak juga hadir, tanpa harus menunggu lagi akhirnya Vei harus perform bernyanyi sendiri diatas panggung. Baru pertengahan lagu terlihat orang-orang didepan; Pak Irwan, panitia acara termasuk mas Boim panik meninggalkan lokasi acara. Lagupun selesai dan Veipun segera turun dan menanyakan ada kejadian apa ke Pak Irwan.
”Pak.. ada apa ya kenapa mas Boim mendadak pergi?”
Sambil memegang bahu Vei, Pak Irwanpun berkata;
“Vei.. Mumu kecelakaan dan dia sekarang ada di RS.Cempaka.”
”APA!”
Vei shock dan merasa gak percaya dengan semuanya, tanpa berfikir diapun berlari keluar dan menyetop taxi untuk segera menuju rumah sakit dan mengetahui bagaimana keadaan sahabat yang sekaligus rekan duetnya itu. Setiba dirumah sakit, mas Boim terlihat sudah berada didepan pintu ruang UGD.
”Mas.. gimana keadaannya Mumu?”
”Mas juga belum tau Vei.. kita berdoa saja semoga, Mumu baik-baik aja.”
Beberasa saat kemudian dokter yang menangani Mumupun keluar.
”Gimana dok keadaan teman saya? Dia baik-baik aja kan?”
”Siapa yang bertanggung jawab disini, apa anda pihak keluarga korban?”
Mas Boimpun langsung menjawab
”Iya saya yang bertanggungjawab, kalau boleh tau bagaimana keadaannya ya dok?”
Dokter itupun mengajak mas Boim untuk keruangannya.
”kamu tunggu disini dulu ya Vei.”
”Iya mas..”
Setengah jam kemudian mas Boim datang.
“giman mas keadaannya mimi, dia baik-baik aja kan?”Pertanyaan itu yang terus diulanginya.
“Kamu sabar ya Vei..”
“Mumu kenapa mas?”
”Mumu sekarang sudah kehilangan penglihatannya akibat kecelakaan tadi.”
”APA.?”
Shock dan benar-benar diluar dugaan kenapa kejadian ini bisa menimpanya, kenapa dia begitu ceroboh dan tidak hati-hati. Tiba-tiba suster dari kamar tempat Mumu dirawat keluar.
”Apa kalian dari keluarga korban?”
”Iya..”
”Kalian boleh masuk, pasien sudah sadar sekarang.”
Bergegas kamipun masuk keruang dimana tempat Mumu dirawat. Begitu masuk ruangan, Airmata Veipun tidak tertahan lagi melihat kondisi sahabatnya itu.
”Muu..”
Vei memeluk Mumu yang terbaring diatas kasur dengan perban dimata dan infus ditangannya.
”Hey.. gue gak apa-apa. dasar anak cengeng”
“Tapi... mata kamu, bagaimana kamu bisa nerusin nada impianmu dengan kondisimu seperti ini?”
”Hey hey hey.. Tuhan masih sayang gue, walaupun sekarang gue enggak bisa melihat tapi gue masih punya telinga yang bisa mendengar dan hati yang bisa merasakan. Kan gue dah pernah bilang apapun yang terjadi dengan gue, musik tetap cinta terakhir gue.
”Sudah tau kondisi seperti ini masih aja lu cerita musik, dasar keras kepala!”
Setelah kejadian itu lagu mereka yang t’lah dirilis menjadi tangga lagu paling favorit diradio maupun stasiun TV. Dengan begitu impian karya musik yang mereka ciptakan t’lah disukai banyak orang.
”Muu.. lu berhasil membuat semua orang suka dengan hasil karya musik lu, selamat yaa..”
”Ini kerja keras kita berdua Vei, lu juga udah yakin dan percaya sama gue. Terimakasih ya.”
”Walaupun sekarang kondisi lu tidak senormal dulu, sekarang gue percaya kalau lu benar-benar pecinta musik sejati. Lu bisa menghasilkan karya lu hanya dengan mendengar dan merasakan apa yang lu yakinin itu indah.
”Yah begitulah.. itu semua karena gue ingin hidup dengan nada impian gue.” Merekapun saling berpelukan sampai mas Boim menghampiri dan menyuruh mereka untuk siap-siap naik keatas panggung, karena saat ini mereka menjalani konser tour untuk yang pertama kalinya. Ramai penonton bertepuk tangan dan berteriak memanggil nama mereka, Vei menuntun Mumu dan mulai bernyanyi. Sambil bernyanyi dan memandang wajah Mumu tersirat didalam benaknya. Yang dia tau saat ini adalah kata-kata itu yang selalu diingatnya Hiduplah Dengan Nada Impianmu entah kata-kata itu begitu sangat berarti untuknya dan lagu ini adalah lagu karya indahnya.
Hanya ada satu cinta yang tumbuh
Dari dasar dalam lubuk hatiku
Sejenak kau hentikan denyut nafasku
Kau cium peluk mesra ditubuhmu
Takkan pernah runtuh rasa cintaku
Rasa cinta yang kau berikan untukku
Kau terangkan jiwaku saat hatiku rapuh
Kau titipkan sejuta kasih sayangmu
Kau terindah dihidupku
Sempurnakan rasa cintaku
Kau anugrah terbaik dihatiku
Takkan pernah aku sesali itu
Kan kujaga kau setulus hatiku
I LOVE YOU...
Komentar
Posting Komentar