Langsung ke konten utama

Unggulan

CONTOH PUISI ANAK SD

Assalamualaikum pecinta puisi. Berikut ini adalah puisi anak karya anak SD Negeri Karanggeneng 01 Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang Semoga bermanfaat dan jangan lupa bahagia MERDEKA ATAU MATI (Bung Tomo) Oleh: Chika Frieda Nafeeza Kini, ku berjanji Akan meneruskan Perjuanganmu, Pahlawanku Berfikir demi kemajuan bangsa Melangkah demi terwujudnya Pancasila Dalam kehidupan berbangsa dan benegara CITA-CITAKU Oleh: Ana Fitrianingsih Aku ingin mengejar cita-citaku Tetapi banyak rintangan yang sulit Aku  berharap aku bisa menggapau cita-citaku Menunggu dewasa sejak lama Aku ingin menjadi Polwan agar lalu lintas terjaga Aku berharap semua orang menaati lalu lintas Aku ingin berguna untuk siapapun mereka Harus semangat untuk menggapai cita-citaku Agar berguna bagi Indonesia PANTANG MENYERAH Oleh: Lyla Salsabila Kehidupan itu tidak mudah Kehidupan butuh perjuangan Ayo kita bersungguh-sungguh Dalam melakukan sesuatu Kita harus belajar dengan giat Kita harus pantang menyerah Kita harus membantu

PERJALANAN

Terkadang apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, tapi itu adalah bagian dari kehidupan yang harus tetap kita jalani di dunia ini. Waktu itu misteri dan kesuksesan harus kita kejar dengan semaksimal mungkin dan semuanya akan indah pada waktunya. Cerpen kali ini saya ambil dari tukang Gebuk ''Apel G" yang menceritakan tentang sebuah perjalanan kehidupan seseorang. Selamat membaca

PERJALANAN

Kringggg...Terdengar  suara telepon dari ruang tengah. Mellody yang sedang  tiduran langsung menyambar gagang telepon.
“Hallo”.
“Heii Mel. Lagi pulkam ya? Wah nggak kasih kabar nih. Sombong deh mentang-mentang udah jadi artis. Lupa sama temen lama”. Cerocos orang di seberang.
“Eh Rendy, Sorry Ren. Aku mendadak ini pulangnya. Ada manggung di Surabaya kemarin jadi aku mampir pulang sebentar. Kamu seenaknya banget deh nuduh orang. Yang jadi artis juga sapa?” Jawab Mellody sewot.
“Nah itu kamu udah pernah nongol di TV . Udah jadi artis sekarang.”
“Ya elah,apaan si? Itu cuma beberapa kali doang pas promo aja. Lagian siapapun aku sekarang , aku bukan orang yang bakalan lupa temen lama kok.”
“Hehe iya aku percaya kok Mell. Oiya minggu depan datang nggak ke acara reuni SMA kita?” Tanya Rendy.
“Mm, belum tau Ren. Lihat sikon. Entar dikabarin ya”.
“Yahhh..OK deh Mell. Aku tunggu kabarmu. Bye!”
“Bye”.
Mellody menutup gagang telepon dengan lemas. Tiba-tiba pikirannya melayang. Dia bingung apakah dia harus datang ke acara reuni minggu depan. Si Dion yang keheranan melihat tingkah laku adiknya itu langsung menghampiri.
“Kamu mikirin apa Mel?” Tanya Dion dengan heran.
“ Ini Bang, ada undangan reuni SMA minggu depan. Aku bingung”.
“Bingung kenapa? Datang ajalah. Bukannya udah lama banget  kamu nggak ketemu temen-temen SMA mu?”
“Iya si Bang. Mellody kangen sama mereka. Cuma Mellody minder”.
“Minder kenapa?”
“Yang aku denger, temen-temen aku itu lulusan universitas favorit semua, bahkan udah banyak yang kerja sekarang.” Jawab Mellody nggak bergairah.
“Haha..salah sendiri. Siapa yang suruh kamu merantau ke Jakarta? Ninggalin kuliah Cuma demi musik?” Jawab Dion sembari berlalu.
Mellody terdiam.

Hari ini adalah hari-H pelaksanaan reuni. Mellody datang bersama Rendy sahabatnya. Begitu mereka berdua memasuki gerbang sekolah, serentak beberapa teman lama menyambutnya dengan heboh. Mellody menyebut perlakuan itu semacam berlebihan.
“wah..ada mbak artis. Selamat datang”. Sambut beberapa teman Mellody.
“Aih  jangan begitu ah. Nggak asik tau”. Balas Mellody yang mulai badmood.
Dan merekapun terhanyut dalam suasana reuni, melepas rasa rindu di hati mereka. Sesekali terdengar canda tawa mereka yang sedang membahas kekonyolan di masa SMA.
“Eh Mell, selain manggung sibuk apa? kok udah jarang nongol di TV?” Tanya Handry teman satu band Mellody dulu.
“ Nggak ada Han. Sehari-hari ya latihan, bikin lagu, sama manggung off air aja”. Jawab Mellody.
“Beruntung  ya jadi kamu bisa sukses dengan apa yang kamu impikan. Kalo aku udah nggak main musik lagi.”
“ Kamu udah nggak main gitar?” Tanya melody heran.
“Iya. Aku sibuk sama kuliah kedokteranku jadi udah nggak ada waktu buat main musik”.
“Eh kamu kedokteran juga Han? Spesialis apa? Aku kedokteran gigi. Tanya Tian teman Mellody yang lain.
Perlahan-lahan suara obrolan itu samar. Dan Mellody kembali terdiam. Bermain dengan pikirannya sendiri. Merenungi perjalanan hidupnya sampai detik ini yang bersikeras untuk berjuang di musik. Kadangkala dia merasa yakin, namun tidak jarang pula dia merasa takut kalau-kalau dia telah salah mengambil keputusan.

Hari ini adalah hari terakhir Mellody di kampung halaman. Besok dia harus kembali ke kota perantauan untuk kembali memperjuangkan musiknya.
“Ma...”.
“Ya, sayang. Ada apa?” Jawab mama dengan lembut.
“Mama malu nggak punya anak Mellody?” Tanya Mellody lirih.
“Kamu ngomong apa to nak?” Jawab mama heran.
“Kemarin Mellody reunian ma, ketemu teman-teman SMA. Mereka udah pada sukses. Lulusan kampus favorit. Udah banyak yang kerja...jadi dokter, dosen, arsitek..”.
“Trus?” Mama menunggu lanjutan cerita Mellody.
“ Ya aku minder Ma”. Tiba-tiba air mata menetes di pipi Mellody.
“ Mereka udah kerja Ma, udah bisa menghasilkan uang buat orangtua mereka. Membuat orangtua mereka bangga. Sementara aku? Kerjaanku di musik juga masih begini-begini aja. Uang dari manggung  cuma cukup buat sehari-hariku di Jakarta. Kadang malah mama masih mengirimiku uang. Aku belum bisa buat mama bangga. Belum bisa kirim uang bulanan buat mama”.
Tangisan Mellody pun tak terbendung lagi.
“ Apalagi dimata mereka aku ini seorang artis yang semua serba ada. Dikira aku udah punya banyak uang dan mereka lihat hidupku enak. Bahkan kemarin pas reuni ada yang bilang katanya aku artis tapi kok naik motor butut? Sementara teman-temanku naik mobil mewah. Aku nggak tahan Ma”.
Dengan penuh kasih sayang mama memeluknya erat, membelai rambut,  dan mengusap air matanya.
“Nggak sayang, ini baru awal perjuanganmu. Mama paham betul kamu berjuang begitu gigih demi cita-citamu di musik. Jangan berhenti karena kegagalanmu kemarin.  Mama Cuma ingin kamu terus berjuang tanpa perdulikan hal-hal yang mengganggu konsentrasimu. Kamu memilih musik karena itu impianmu. Menjadi musisi tidak harus terkenal nongol tiap hari di TV. Nanti akan datang waktu yang tepat. Setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing Nak”.
“Maafin Mellody ya Ma. Mellody yang udah memutuskan hidup merantau dan jauh dari keluarga ini. Mellody takut kalau semua ini akan jadi sia-sia. Mama tahukan? Persaingan di dunia musik sangat ketat”.
“ Mama selalu mendukung keputusanmu Nak. Jangan lupa selalu bersyukur. Mama hanya bisa memberikan doa restu kepada Mellody. Dan suatu hari kamu akan menyadari sesuatu.”
“Menyadari apa Ma?” Tanya Mellody ingin tahu.
“Mellody akan tahu sendiri nanti”. Jawab mama dengan senyum.

Hari ini Mellody kembali berjuang dengan semangat yang luar biasa. Banyak energi baru yang dia dapat setelah kepulangannya kemarin. Dengan modal doa restu dari orang tua, Mellody pun dapat bertahan di kota jakarta, dimana orang selalu menyebutnya sebagai kota yang kejam.
Setahun berlalu dari hari itu. Dan begitu banyak hari-hari berat yang dilalui Mellody bersama teman satu bandnya. Hari ini adalah tahun ke-5 mereka merantau ke Jakarta. Dan tepat di hari ulang tahun band mereka yang ke-8 tahun, Tuhan memberikan hadiah kepada mereka. Single terbaru mereka berhasil menempati urutan pertama di RBT maupun chart-chart radio. Semakin banyak orang yang mendengar musik mereka. Dan tentunya hal itu membawa perubahan besar dalam hidup mereka.

“Mamaaaa...Mellody kangen bangetttt”. Teriak Mellody begitu bertemu mamanya di bandara.
“Aih ini anak udah tua masih aja kayak bayi. Dasar bayi tua”. Kata mama sambil memeluk dan mencium anak bungsunya itu.
“Maaa, aku udah paham apa yang mama maksud waktu itu”. Kata Mellody sambil berjalan mengiringi mamanya.
“Yang mana?” Tanya mama dengan heran.
“Mama pernah bilang kalau suatu saat aku akan menyadari sesuatu. Dan...aku tahu sekarang”.
“Apa memangnya?” Tanya mama heran.
“Mellody sadar, ternyata kesuksesan itu nggak selalu diukur dari materi yang kita dapat. Sukses itu tidak selalu memiliki banyak uang”. Kata Mellody dengan bijaksana. 
“Syukurlah. Mama bangga sama kamu Nak. Apa yang udah kamu dapat dari kota ini?”
“Banyak Ma. Aku memperoleh banyak pelajaran hidup, aku bangga menjadi diriku sendiri, dan aku sangat menikmati proses ini”. Mellody tertawa kecil mengenang masa-masa sulitnya.
“Dan yang terpenting, Tidak ada yang sia-sia dari semua yang kamu lakukan. Dan wujud kesuksesanmu adalah kamu sekarang menjadi anak mama yang mandiri.” Kata mama sambil tersenyum  sembari memeluk anak kesayangannya itu.
“Iya ma, Makasih atas doa restu dan kepercayaan mama buat Mellody selama ini. Dan... Mellody nggak akan pernah lupa dengan si motor butut”.

Ibu dan anak itupun tertawa dan berjalan menuju mobil pribadi yang telah menunggu mereka.

By: Rya Obenx Apel G

Ony Jita

Komentar

Postingan Populer